Doodle.co.id – Pernahkah anak Moms mengalami demam hingga kesulitan bernafas? Jika benar, bisa saja ia mengalami pneumonia. Perlu diketahui, pneumonia pada bayi bisa bersifat ringan, tetapi juga dapat berkembang dengan cepat menjadi sangat serius. Jika bayi menunjukkan tanda-tanda pneumonia, seperti kesulitan bernapas atau demam, Moms perlu segera menghubungi dokter. Lantas, apa saja penyebab dan ciri ciri ciri pneumonia pada bayi? Bagaimana cara mengatasinya? Berikut telah Doodle rangkum khusus hanya untuk Moms dan Paps.
Daftar Isi
Penyebab Pneumonia pada Bayi
Dikutip Baby Center, pneumonia merupakan infeksi paru-paru yang bisa disebabkan oleh berbagai jenis bakteri dan virus. Infeksi virus dapat berkembang menjadi infeksi bakteri jika virus melemahkan sistem kekebalan tubuh atau mengiritasi saluran napas, sehingga bakteri dapat berkembang biak di paru-paru. Bayi baru lahir dapat tertular pneumonia dari infeksi sebelum lahir (melalui plasenta atau cairan ketuban), saat melahirkan, atau segera setelah lahir. Bayi baru lahir yang dirawat di rumah sakit bisa tertular infeksi dari pengasuh atau anggota keluarga. Bakteri yang sering menyebabkan pneumonia pada bayi baru lahir termasuk Streptokokus grup B dan E. coli. Virus yang dapat menyebabkan pneumonia antara lain virus pernapasan syncytial (RSV), enterovirus, virus influenza, dan COVID-19.
Pneumonia kadang kala juga disebabkan oleh jamur seperti kandida. Bayi dengan berat lahir pun sangat rendah rentan terhadap infeksi jamur invasif selama minggu-minggu pertama kehidupannya. Setelah tahap bayi baru lahir, pneumonia paling sering disebabkan oleh virus seperti RSV, adenovirus, virus parainfluenza, enterovirus, virus influenza, COVID-19, human metapneumovirus (HMPV), dan rhinovirus. Pneumonia bakteri pada bayi sering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, dan Mycoplasma pneumoniae.
Ciri Ciri Pneumonia pada Bayi
Moms, sebenarnya apa saja sih, ciri ciri pneumonia pada bayi? Bayi dapat terkena pneumonia kapan saja, Moms, namun paling sering terjadi pada musim gugur, musim dingin, dan musim semi. Penyakit ini sering dimulai dengan pilek atau infeksi saluran pernapasan atas lainnya dan kemudian berkembang menjadi pneumonia. Gejala utama pneumonia adalah kesulitan bernapas dan demam. Gejala lain yang mungkin Moms perhatikan adalah muntah, diare, kehilangan selera makan, mengi, nafas cepat, batuk, kulit, bibir, atau kuku berwarna abu-abu atau kebiruan, kepucatan, kelemahan, kehilangan energi, dan kerewelan yang tidak biasa.
Pneumonia dapat berkembang dengan cepat, jadi penting untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan jika Moms merasa si kecil memiliki tanda-tanda pneumonia. Selalu hubungi penyedia layanan kesehatan jika bayi mengalami demam atau tanda-tanda penyakit lainnya dan usianya kurang dari 3 bulan. Bayi baru lahir perlu diperiksa sesegera mungkin untuk penyakit apa pun.
Apakah Pneumonia pada Bayi Serius?
Meskipun beberapa kasus pneumonia bersifat ringan, namun bisa menjadi serius, terutama pada bayi kecil yang sistem kekebalan tubuhnya belum berkembang sepenuhnya. Saat bayi menderita pneumonia, kantung udara di paru-parunya terisi cairan dan nanah sehingga membuatnya sulit bernapas. Infeksi juga dapat menyebar, menyebabkan komplikasi lain seperti sepsis, yaitu ketika infeksi memasuki aliran darah, mengakibatkan peradangan dan kemungkinan kegagalan organ.
Pneumonia adalah penyebab utama rawat inap pada bayi. Sekitar setengah dari anak-anak di bawah usia 5 tahun memerlukan rawat inap ketika mereka menderita pneumonia. Namun bayi Moms juga bisa dirawat karena pneumonia dengan rawat jalan. Hubungi dokter jika bayi mengalami kesulitan bernapas atau mungkin mendengus saat bernapas, bernapas lebih dari 60 kali per menit, atau mulutnya menjadi sangat pucat atau membiru.
Faktor Risiko Pneumonia
Setiap bayi bisa terkena pneumonia, namun ada bayi yang lebih berisiko dibandingkan bayi lainnya. Pneumonia lebih sering terjadi pada bayi yang:
- Prematur.
- Menderita asma atau masalah lain pada paru-paru atau saluran pernapasan.
- Mempunyai penyakit kronis, seperti fibrosis kistik atau kanker dan sistem kekebalan tubuh lemah.
- Berada di sekitar perokok pasif.
- Dirawat di rumah sakit untuk waktu yang lama.
- Dilahirkan dari ibu dengan strep grup B.
- Dilahirkan dari ibu yang mengalami infeksi pada saat melahirkan.
Bagaimana Mengetahui Jika Bayi Menderita Pneumonia?
Bawa buah hati Moms ke penyedia layanan kesehatan atau dokter. Mereka akan menanyakan gejala yang terjadi pada bayi, termasuk seberapa baik mereka makan. Pemeriksaan fisik lengkap akan dilakukan dengan mendengarkan paru-paru bayi menggunakan stetoskop dan mengamati cara mereka bernapas. Untuk memastikan anak mendapatkan cukup oksigen, mereka juga dapat menggunakan pulse oximeter yakni alat sederhana yang ditempelkan di jari untuk mengukur saturasi oksigen. Penyedia layanan kesehatan mungkin juga memerintahkan rontgen dada, pekerjaan darah, dan usap hidung untuk memeriksa virus seperti RSV atau influenza.
Pengobatan Pneumonia pada Bayi
Perawatan untuk pneumonia akan tergantung pada apakah pneumonia disebabkan oleh virus atau bakteri. Karena pneumonia virus tidak bereaksi terhadap antibiotik, pengobatan mungkin terbatas pada istirahat, minum, dan mencoba mencegah gejala dengan penyedotan dan obat penurun demam. Untuk pneumonia bakterial, penyedia layanan kesehatan akan meresepkan antibiotik. Jika bayi diberi antibiotik, terus berikan hingga pengobatannya tuntas untuk mencegah infeksi kembali terjadi.
Jika bayi dirawat di rumah sakit, mereka mungkin akan diberikan antibiotik dan cairan melalui infus, hidung bayi mungkin disedot secara teratur, dan kadar oksigen darah dipantau dengan oksimeter. Jika bayi membutuhkan bantuan pernapasan, mereka mungkin dilengkapi dengan selang oksigen atau masker. Kebanyakan pneumonia tanpa komplikasi membaik dalam waktu seminggu, meski batuknya bisa berlangsung berminggu-minggu.
Perawatan Rumahan untuk Pneumonia pada Bayi
Untuk membantu bayi merasa lebih baik dan pulih, Moms bisa menggunakan perawatan rumahan seperti menjaga bayi tetap terhidrasi, menjalankan pelembab kabut dingin di ruangan tempat bayi tidur, memberikan pereda nyeri seperti asetaminofen atau ibuprofen (untuk bayi usia 6 bulan ke atas), sering menyedot sekret hidung dengan bulb spuit atau aspirator hidung, dan memastikan bayi mendapat cukup ASI atau susu formula.
Pencegahan Pneumonia pada Bayi
Moms tidak selalu dapat mencegah bayi jatuh sakit, namun beberapa langkah dapat menurunkan risiko terkena pneumonia, seperti melindungi bayi baru lahir dari orang yang mungkin terinfeksi, memastikan semua orang yang melakukan kontak dengan bayi sehat, mencuci tangan sebelum menyentuh bayi, menjaga rumah bebas asap rokok, dan memastikan vaksinasi bayi sudah lengkap, termasuk vaksin pneumokokus, Hib, flu, dan COVID-19.
Perawatan Bayi
Selain menjaga kesehatan bayi untuk mencegah pneumonia, Moms juga perlu memberikan perawatan terbaik untuk buah hati. Balurkan Minyak Telon Doodle pada tubuh bayi sehabis mandi atau sebelum tidur untuk menjaganya tetap hangat dan nyaman. Minyak Telon Doodle merupakan minyak telon plus yang mengandung Oleum Cocos, Oleum Anise, Oleum Cajuputi dan Oleum Sweet Greentea. Kandungan sweet greentea essential oil (bukan fragrance) di dalamnya, memberikan wangi yang lembut dan menenangkan, sehingga membuat Minyak Telon Doodle berbeda dengan minyak telon lainnya. Dapatkan Minyak Telon Doodle segera di seluruh marketplace kami, atau Moms bisa klik link di bawah ini!
Temukan Produk Doodle Exclusive Baby Care di Official marketplace kami