Doodle.co.id – Pernahkah Moms dan Paps mendengar istilah pleksus brakialis? Cedera pleksus brakialis adalah kondisi yang mempengaruhi jaringan saraf yang memberikan rasa serta kontrol otot pada lengan, lengan bawah, bahu, tangan hingga jari. Lantas, apakah cedera ini dapat terjadi pada bayi? Apa saja gejalanya? Berikut akan Doodle bahas mengenai pleksus brakialis.
Apa itu Pleksus Brakialis pada Bayi?
Perlu diketahui bahwa cedera saraf pada bayi ini bisa saja terjadi karena persalinan sungsang, berat badan bayi melebihi 3,6kgm lamanya persalinan hingga bahu bayi yang terlalu lebar sehingga sulit melalui jalan lahir. Terdapat beberapa jenis pleksus brakialis yang juga disebut sebagai palsi pleksus brakialis neonatal, palsi lahir pleksus brakialis, atau palsi Erb, tergantung lokasi kerusakan saraf.
Melansir Kids Health, cedera saraf satu ini bisa terjadi selama persalinan ketika leher bayi tertarik ke satu sisi. Yang kemudian mengakibatkan adanya peregangan atau robekan pada saraf pleksus brakialis. jaringan tersebut beraal dari akar saraf yang ada di tulang belakang bagian leher dan menyebar ke ketiak, kemudian ke lengan sampai jari-jari. Apabila dengan gaya yang kuat dapat meningkatkan sudut leher dan bahu, membuat saraf ini rusak dan berpengaruh pada gerakan otot yang melemah.
Gejala
-
Ringan
Adapun, gejala yang diakibatkan pleksus brakialis antara lain kehilangan gerakan penuh atau sebagian termasuk pada siku dan bahu. Genggaman yang melemah, mati rasa bahkan posisi lengan yang abnormal seperti melipat ke arah tubuh atau menggantung lemas. Saat bayi abru lahir, akan sulit untuk mendiagnosis adanya cedera ini, Moms. Namun, dokter biasanya akan memeriksa adanya mati rasa, kelumpuhan, posisi lengan, kekuatan genggaman bayi hingga refleks Moro. Sejumlah bayi dengan cedera ini biasanya dapat sembuh total dan bisa menggerakkan lengannya. Pada kasus ringan, cedera ini bisa pulih tanpa adanya perawatan, akan tetapi bayi tetap membutuhkan terapi fisik atau okupasi untuk membantu proses pemulihan. Terapi tersebut seperti mengajarkan beberapa teknik pemijatan atau peregangan di rumah.
-
Parah
Sedangkan pada gejala yang lebih parah, biasanya membutuhkan penanganan tim spesialis bedah saraf, ortopedi, neurologi dan terapi fisik serta okupasi untuk perawatan. Apabila bayi atau anak-anak emrasa sakit, mati rasa hingga melemah, biasanya akan dilakukan tindakan operasi. Pilihan operasi tersebut meliputi transfer saraf, cangkok saraf, transfer otot, hingga transfer tendon sebagai pemulihan fungsi saraf atau otot yang rusak.
Pemulihan
Apabila dilakukan tindakan operasi, pemulihan pasca operasi ini biasanya akan memakan waktu yang cukup lama 8 bulan atau lebih agar fungsi saraf kembali seperti semula. Peningkatan kekuatan otot, rentang gerak dan kontrol bisa terus berkembang sampai 18 bulan pasca operasi atau bisa lebih dari iut. Sebelum menebak-nebak apakah si kecil mengalami kondisi ini, sebaiknya Moms mendiskusikan hal tersebut dengan dokter untuk mendapatkan diagnosa yang tepat. Selain itu, dapatkan perawatan terbaik sesuai saran dokter agar si kecil lekas pulih dari cedera tersebut.
Dengan memahami apa itu pleksus brakialis pada bayi atau anak-anak, menjadikan Moms dan Paps lebih waspada akan kondisi yang sedang dialami si kecil. Sehingga, Moms dapat meminimalisir cedera yang lebih parah. Jangan lupa untuk selalu menggunakan produk perawatan bayi dari Doodle Exclusive Baby Care agar si kecil mendapatkan kulit dan tubuh yang sehat. Bersama Doodle, merawat masa depan anak Coba produk-produk Doodle sekarang juga dengan mengakses link di bawahn ini.
Temukan Produk Doodle Exclusive Baby Care di Official marketplace kami