Doodle.co.id – Pernahkah Moms dan Paps mendengar apa itu rsv positif? Virus pernapasan syncytial (sin-SISH-uhl), atau RSV adalah virus pernapasan umum yang biasanya menyebabkan gejala ringan seperti pilek. Meskipun sering dianggap tidak berbahaya, RSV dapat menyebabkan penyakit serius pada bayi, anak kecil, dan orang dewasa lanjut usia. Penyebaran RSV terjadi melalui batuk, bersin, kontak langsung, serta permukaan yang terkontaminasi, terutama selama musim RSV yang biasanya dimulai pada musim gugur dan mencapai puncaknya pada musim dingin di beberapa negara. Untuk mencegahnya, Moms perlu mengetahui cara RSV positif menyebar dan apa saja risiko serta dampaknya. Yuk, kita simak bersama-sama artikel Doodle berikut hingga selesai!
Daftar Isi
Bagaimana RSV Menyebar?
RSV positif menyebar dengan mudah melalui berbagai cara, Moms. Dikutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC), virus ini dapat menyebar melalui batuk dan bersin, serta melalui kontak langsung, seperti mencium wajah anak yang mengidap RSV. Selain itu, permukaan yang terkontaminasi juga dapat menjadi media penularan RSV. Musim RSV, yang biasanya dimulai pada musim gugur dan mencapai puncaknya pada musim dingin, adalah periode ketika penularan paling sering terjadi, terutama di Amerika Serikat.
Risiko dan Dampak Serius RSV
RSV bisa berbahaya bagi bayi dan orang dewasa yang lebih tua. Virus ini dapat menyebabkan infeksi yang lebih parah seperti bronkiolitis dan pneumonia, yang merupakan penyebab paling umum dari kedua kondisi ini pada anak-anak di bawah usia 1 tahun. Sementara orang dewasa sehat dan bayi yang terinfeksi RSV biasanya tidak perlu dirawat di rumah sakit, beberapa orang, terutama bayi di bawah usia 6 bulan dan orang dewasa lanjut usia, mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit jika mereka mengalami kesulitan bernapas atau mengalami dehidrasi.
Perawatan dan Pengobatan untuk RSV
Pada bayi, RSV umumnya akan membaik dan hilang dengan sendirinya dalam kurun waktu 1-2 minggu. Moms bisa melakukan perawatan sendiri di rumah dengan membersihkan sekresi kental dengan menggunakan jarum suntik bohlam dari hidung bayi. Selain itu, jaga bayi agar tidak dehidrasi, memastikannya istirahat cukup, dan tetap memberikan ASI atau bisa susu formula apabila ia berusia di bawah 1 tahun. Gunakan humidifier guna menjaga kelembaban ruangan kamar bayi, dan jauhkan dari asap rokok serta polusi udara lainnya. Jika diperlukan, beri air saline atau obat tetes hidung untuk meredakan hidung yang tersumbat. Moms juga bisa memberikan ibuprofen atau parasetamol untuk menurunkan demam anak dengan tetap sesuai petunjuk dokter.
Dalam kasus yang paling parah, seseorang mungkin memerlukan oksigen tambahan, cairan IV, atau bahkan intubasi dengan ventilasi mekanis untuk membantu pernapasan. Namun, dalam sebagian besar kasus, rawat inap hanya berlangsung beberapa hari saja Moms. Perawatan untuk RSV terutama bersifat suportif, termasuk mengelola demam dan nyeri dengan obat penurun demam seperti asetaminofen atau ibuprofen, serta memastikan pasien mendapatkan cukup cairan untuk mencegah dehidrasi.
Gejala RSV pada Bayi dan Anak Kecil
Adapun, gejala awal RSV pada bayi dan anak kecil termasuk pilek, makan atau minum lebih sedikit, serta batuk yang dapat berkembang menjadi mengi atau kesulitan bernapas. Pada bayi kurang dari 6 bulan, gejala infeksi RSV mungkin termasuk sifat lekas marah, aktivitas menurun, makan atau minum lebih sedikit, dan apnea (jeda saat bernapas lebih dari 10 detik). Demam mungkin tidak selalu terjadi akibat infeksi RSV.
RSV bisa berbahaya bagi bayi dan beberapa anak kecil. Setiap tahun di Amerika Serikat, diperkirakan 58.000-80.000 anak di bawah usia 5 tahun dirawat di rumah sakit karena infeksi RSV. Anak-anak yang paling berisiko terkena penyakit parah akibat RSV termasuk bayi prematur, bayi hingga 12 bulan, anak-anak di bawah usia 2 tahun dengan penyakit paru-paru kronis atau penyakit jantung bawaan, anak-anak dengan sistem kekebalan yang lemah, dan anak-anak dengan gangguan neuromuskular.
Pencegahan dan Tindakan Darurat
Kebanyakan infeksi RSV hilang dengan sendirinya dalam satu atau dua minggu. Namun, penting untuk mengambil langkah-langkah untuk meringankan gejala, seperti mengatasi demam dan nyeri dengan obat yang dijual bebas, serta memastikan penderita minum cukup cairan. Obat antivirus tidak dianjurkan secara rutin untuk melawan infeksi RSV, Moms. CDC menyarankan penggunaan vaksin RSV yang diberikan kepada ibu selama kehamilan atau imunisasi RSV yang diberikan kepada bayi dan beberapa bayi yang lebih tua untuk melindungi mereka dari penyakit parah akibat RSV. Jika anak mengalami kesulitan bernapas, kurang minum, atau gejala yang memburuk, segera hubungi penyedia layanan kesehatan.
Perawatan Bayi
Moms bisa menggunakan Minyak Telon Doodle untuk menjaga si kecil tetap hangat dan nyaman, serta membantu mengatasi batuk dan pilek atau pun meringankan gejala RSV. Doodle Exclusive Telon Oil menjadi pilihan yang tepat untuk menghangatkan tubuh bayi dan membuat bayi tetap nyaman. Minyak Telon Doodle adalah minyak telon plus yang dibuat dari bahan-bahan alami yang aman untuk kulit bayi baru lahir dan kulit sensitif. Produk ini mengandung Oleum Cocos, Oleum Cajuputi, Oleum Anisi, dan Oleum Sweet Greentea. Selain itu, Minyak Telon Doodle efektif dalam meredakan gejala masuk angin seperti kembung dan melindungi bayi dari gigitan nyamuk serta serangga berbahaya lainnya. Moms bisa mendapatkan Minyak Telon Doodle di seluruh marketplace kami atau dengan mengklik tautan di bawah artikel ini!
Dengan langkah pencegahan dan penanganan yang tepat, Moms dapat membantu melindungi anak dari RSV dan mengatasi gejalanya secara efektif. Tetap waspada dan selalu konsultasikan kondisi anak dengan dokter untuk memastikan mereka mendapatkan perawatan terbaik.
Temukan Produk Doodle Exclusive Baby Care di Official marketplace kami