Doodle.co.id – Diare adalah masalah umum yang sering terjadi pada bayi dan anak-anak. Biasanya, kondisi ini bersifat ringan dan berlangsung dalam waktu singkat. Diare “akut” terjadi kurang dari satu minggu, dan tidak lebih dari 14 hari. Lalu apa yang harus Moms lakukan jika bayi mengalami diare? Haruskah memberikan oralit untuk bayi? Apakah hal itu aman? Pertanyaan-pertanyaan ini akan Doodle bahas dalam artikel berikut, simak hingga selesai, Moms!
Daftar Isi
Apa itu Diare?
Dikutip Caring for Kids, seorang anak dikatakan mengalami diare apabila frekuensi buang air besarnya meningkat, dan tinjanya lebih encer. Selain diare, anak mungkin juga mengalami gejala lain seperti demam, hilangnya nafsu makan, mual, muntah, sakit perut, kram, serta adanya darah dan/atau lendir dalam tinja. Diare bisa menjadi berbahaya jika tidak ditangani dengan baik karena dapat menyebabkan kehilangan cairan dan garam dari tubuh anak. Jika cairan ini tidak segera diganti, buah hati Moms bisa mengalami dehidrasi yang mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit.
Kuman penyebab diare sangat mudah menular dari satu orang ke orang lain, terutama di kalangan anak-anak yang belum belajar menggunakan toilet dengan benar. Penyakit ini biasanya menyebar dengan cepat di antara anak-anak melalui kontak langsung atau tidak langsung. Penyebab diare sangat beragam, namun infeksi virus adalah yang paling umum. Selain itu, infeksi bakteri, parasit, alergi makanan, atau reaksi terhadap obat-obatan juga bisa menyebabkan diare.
Cara Mencegah Diare dan Oralit untuk Bayi
Mencuci tangan dengan benar dan menangani makanan dengan aman adalah cara terbaik untuk mencegah penyebaran kuman penyebab diare. Pastikan Moms selalu mencuci tangan sebelum dan setelah makan, serta setelah menggunakan toilet. Jika anak Moms mengalami diare, penting untuk memastikan mereka tetap terhidrasi dengan baik untuk mencegah dehidrasi. Jika Moms menyusui, lanjutkan menyusui sesuai permintaan. Jika anak minum susu formula, jangan encerkan susu formulanya, lanjutkan pemberian susu formula dan makanan biasa. Jika anak sudah tidak menyusui atau minum susu formula, berikan cairan bervariasi lebih sering, selain makanan biasa. Pada usia berapa pun, jika anak tidak bisa minum cairan dengan baik, berikan oralit atau larutan rehidrasi oral (ORS) sesuai dengan rekomendasi di atas.
Diare Menyebabkan Dehidrasi
Dehidrasi terjadi karena hilangnya cairan tubuh yang terdiri dari air dan garam. Ketika si kecil mengalami diare, mereka dapat kehilangan banyak garam dan air, yang bisa menyebabkan dehidrasi dengan cepat, terutama jika disertai muntah. Tanda-tanda dehidrasi antara lain penurunan frekuensi buang air kecil (kurang dari 4 popok basah dalam 24 jam untuk bayi, atau kurang dari 3 popok basah dalam 24 jam untuk anak yang lebih besar), peningkatan rasa haus, tidak adanya air mata saat menangis, kulit, mulut, dan lidah yang kering, detak jantung yang lebih cepat, mata cekung, kulit berwarna keabu-abuan, serta ubun-ubun cekung di kepala bayi. Jika Moms melihat tanda-tanda dehidrasi pada anak, segera hubungi dokter atau cari bantuan medis.
Oralit untuk Bayi
Larutan rehidrasi oral (oral rehydration solution atau ORS), dikenal dengan oralit, adalah campuran air, garam, dan gula dalam jumlah yang tepat, ini merupakan larutan pengganti cairan tubuh yang hilang karena dehidrasi. Solusi ini dapat diserap tubuh meskipun anak mengalami diare atau muntah yang banyak. Oralit atau ORS membantu menjaga anak tetap terhidrasi dengan baik dan menggantikan cairan yang hilang. Berikut tahap oralit untuk dehidrasi ringan pada bayi.
- Bayi di bawah 6 bulan: 30 hingga 90 mL setiap jam.
- Anak usia 6 bulan hingga 2 tahun: 90 hingga 125 mL setiap jam.
- Anak di atas 2 tahun: 125 hingga 250 mL setiap jam.
Jika anak menolak minum oralit melalui cangkir atau botol, gunakan penetes obat, jarum suntik, sendok kecil, atau pops beku. Jika anak muntah, berikan ORS dalam jumlah kecil secara bertahap hingga muntah berhenti. Setelah tahap rehidrasi oral awal, terus berikan oralit hingga frekuensi diare berkurang. Lanjutkan memberi makanan biasa jika anak tidak muntah. Setelah muntah berkurang, penting untuk memberikan makanan biasa dalam porsi kecil dan sering. Hindari memberikan minuman manis seperti jus buah, soda, teh manis, atau kaldu, karena minuman ini tidak mengandung jumlah air, garam, dan gula yang tepat dan bisa memperburuk diare. Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan obat yang dijual bebas untuk menghentikan diare.
Hubungi dokter jika anak mengalami diare dan berusia kurang dari 6 bulan, mengalami sakit perut yang semakin parah, memiliki tinja berdarah atau hitam, muntah darah atau empedu, menolak minum, muntah dan tidak bisa minum setelah 4 sampai 6 jam, mengalami diare dan demam, atau menunjukkan tanda-tanda dehidrasi. Segera ke unit gawat darurat jika anak muntah empedu hijau. Jika diare berlangsung lebih dari 1 hingga 2 minggu, konsultasikan dengan dokter anak untuk evaluasi lebih lanjut.
Perawatan Bayi
Saat bayi mengalami diare, tak jarang ia merasa sakit pada perutnya. Minyak telon bisa menjadi solusi untuk mengatasi hal itu, Moms. Balurkan Minyak Telon Doodle pada perut si kecil atau area yang terasa nyeri saat ia mengalami diare. Kandungan Oleum Anise atau minyak adas manis di dalamnya dipercaya mampu meredakan rasa sakit pada pencernaan bayi, termasuk diare. Selain itu, kandungan bahan alami seperti Oleum Cocos, Oleum Anise, Oleum Cajuputi dan Oleum Sweet Greentea di dalamnya, aman digunakan untuk bayi baru lahir maupun bayi dengan kulit sensitif. Aromanya yang lembut dan menenangkan, berbeda dengan minyak telon lainnya. Minyak Telon Doodle, selain menghangatkan juga membuat bayi merasa lebih nyaman dan rileks. Moms bisa mendapatkan Minyak Telon Doodle di seluruh marketplace kami, atau bisa klik link di bawah ini!
Temukan Produk Doodle Exclusive Baby Care di Official marketplace kami