Ibu Menyusui Tidak Puasa Membayar Fidyah, Begini Ketentuannya

Doodle.co.id – Saat ini Umat Muslim di seluruh dunia sedang menjalankan ibadah wajib puasa Ramadhan. Ibadah puasa Ramadhan dihukumi wajib bagi tiap-tiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Karena puasa Ramadhan hukumnya wajib maka puasa harus tetap dilaksanakan. Namun ada beberapa golongan yang mendapat keringanan untuk meninggalkan puasa Ramadhan. Bagi beberapa golongan ini mereka boleh meninggalkan puasa dan menggantinya di lain hari di luat bulan Ramadhan atau membayar fidyah sebagai pengganti puasa yang ditinggalkan.

ibu menyusui tidak puasa membayar fidyah
Ibu menyusui tidak puasa membayar fidyah / Image Polina Tankilevitch

Ibu Menyusui Tidak Puasa Membayar Fidyah

Fidyah merupakan suatu denda yang wajib atau harus dibayarkan seorang muslim atau muslimah yang meninggalkan kewajiban ibadah puasa saat bulan Ramadhan. Tentu saja ada beberapa kriteria bagi seorang muslim atau muslimah diperbolehkan membayar fidyah. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fidyah atau fidiah adalah denda yang harus dibayar oleh seorang muslim ketika meninggalkan ibadah puasa karena penyakit menahun, penyakit tua yang menimpa dirinya, dan sebagainya. Denda yang dibayarkan ini biasanya berupa makanan pokok atau uang senilai Rp 60.000,- per hari per orang.

Ibu Menyusui dan Ibu Hamil Boleh Puasa?

Golongan yang masuk dalam kategori boleh meninggalkan puasa adalah ibu hamil dan ibu menyusui. Wanita muslim yang sedang hamil atau menyusui pada bulan Ramadhan apabila merasa sehat, maka diperbolehkan memilih untuk berpuasa atau tidak. Untuk digarisbawahi, tidak dianjurkan berpuasa Ramadhan jika Moms sedang hamil pada trimester kedua atau ketiga. Jika Moms sedang hamil dan berniat berpuasa, sebaiknya rencanakan terlebih dahulu. Kemudian, Moms yang sedang menyusui boleh berpuasa asalkan dalam kondisi sehat, dan tidak mengalami tanda dehidrasi selama menjalankan puasa Ramadan. Moms bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk mengetahui

Tips Berpuasa untuk Ibu Menyusui dan Ibu Hamil

Selama Ramadhan, pada jam-jam yang diperbolehkan untuk makan dan minum seperti waktu berbuka dan sahur, minumlah banyak air supaya tetap terhidrasi sepanjang puasa. Langkah ini sangat penting terutama saat Bulan Ramadhan jatuh pada musim panas, ketika ibadah berpuasa lebih lama dan cuaca lebih panas. Sepanjang kehamilan dan menyusui penting untuk mengonsumsi makanan bergizi sebagai bagian dari pola makan seimbang , terutama sebelum dan sesudah puasa.

Melansir Pregnancy Birth & Baby, penelitian mengenai efek puasa pada kehamilan memang masih terbatas. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa saat hamil tidak mempengaruhi berat lahir bayi atau meningkatkan kemungkinan kelahiran prematur. Apabila Moms mengalami masalah medis atau komplikasi apa pun pada kehamilan maka bisa membicarakan hal tersebut dengan dokter atau bidan sebelum berpuasa.

Jika Moms sedang menyusui dan berencana untuk berpuasa, minumlah cairan ekstra pada hari-hari menjelang dan selama puasa. Usahakan sebisa mungkin meminimalkan aktivitas fisik dan paparan panas ketika sedang berpuasa. Puasa saat menyusui kemungkinan besar tidak akan membahayakan bayi dalam kandungan ya Moms.Penting untuk menyusui seperti biasanya untuk menjaga bayi tetap terhidrasi. Moms juga bisa memeriksa hidrasi bayi dengan memantau feses dan kotorannya dan membandingkannya dengan hari-hari biasa. Apabila Moms mengkhawatirkan hidrasi bayi ketika berpuasa Moms bisa langsung segera bicarakan dengan ahli kesehatan. Sementara itu jika Moms atau bayi memiliki masalah kesehatan, atau bayi terlahir prematur, maka bisa tanyakan hal yang dikhawatirkan kepada dokter, bidan, atau konsultan laktasi apakah Moms sebaiknya berpuasa atau tidak.

Perbedaan yang paling signifikan yang bisa dilihat pada bulan Ramadhan adalah waktu makan ya Moms. Ibu menyusui wajib mengubah jam makannya menjadi saat sahur dan berbuka. Oleh sebab itu, dua waktu makan ini wajib dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan memaksimalkan asupan gizi pada dua waktu makan itu. Sebenarnya, saat berpuasa, ASI yang dihasilkan ibu menyusui tidak akan berubah dan berkurang kualitasnya, lantaran ketika itu tubuh akan melakukan mekanisme kompensasi. Produksi ASI akan diambil dari zat gizi, seperti energi, lemak, dan protein, serta vitamin dan mineral dari simpanan tubuh.

Perawatan Bayi

Kendati Moms tengah berpuasa di bulan Ramadan, akan tetapi merawat bayi dengan baik tetap menjadi prioritas utama pasca melahirkan. Produk perawatan bayi seperti Minyak Telon Doodle dari Doodle Exclusive Baby Care dapat menjadi pilihan yang tepat untuk merawat masa depan Si Kecil. Oleskan Minyak Telon Doodle setelah mandi atau sesuai kebutuhan untuk memberikan kehangatan dan kenyamanan pada kulit bayi. Diformulasikan dengan bahan alami 100% seperti oleum cocos, oleum anisi, oleum cajuputi, dan oleum sweet green tea yang aman untuk bayi baru lahir dan kulit yang sensitif. Minyak Telon Doodle tersedia dalam berbagai ukuran kemasan, termasuk kemasan normal 100 ml dan kemasan ekonomis 60 ml. Selain itu, tersedia juga kemasan travel size berbentuk roll on 10 ml yang praktis dibawa ke mana-mana tanpa perlu khawatir tumpah.

Berpuasa di Bulan Ramadan sebenarnya diperbolehkan untuk ibu hamil, akan tetapi tetap harus memperhatikan kondisi kesehatan ibu hamil dan janin itu sendiri. Demikian artikel Doodle mengenai ibu menyusui tidak puasa membayar fidyah. Jika Moms dan Paps berminat untuk menggunakan produk Minyak Telon Doodle atau produk lain dari Doodle Exclusive Baby Care, Moms dan Paps dapat menemukan informasi lebih lanjut dengan mengunjungi tautan pembelian yang tersedia di bawah ini.

 

 

Temukan Produk Doodle Exclusive Baby Care di Official marketplace kami

     

@ 2021 Doodle | Terdaftar pada Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual Republik Indonesia
© 2021 Doodle | Terdaftar pada Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual Republik Indonesia.
                                                           Privacy Policy     Syarat dan Ketentuan  Cookie