Perkembangan anak memang merupakan momen yang tidak bisa dilewatkan begitu saja. Melihat anak tumbuh dan berkembang setiap hari adalah keinginan semua moms, apalagi ketika kita melihat anak sudah dewasa. Mungkin yang terbesit dipikiran moms adalah “cepat sekali ya anak ku tumbuh”, atau “sudah benar belum ya aku mendidik anakku?” ya, banyak perasaan dan pikiran kita jika melihat anak yang semakin tumbuh dewasa. Nah moms, bicara tentang perkembangan anak tentunya tak luput dari perkembangan kognitif anak. Perkembangan kognitif memang sering dikaitkan dengan kecerdasan anak. Ya, saat moms dan teman-teman berkumpul dan ngobrol tentang perkembangan kognitif anak, banyak yang berpendapat kalau perkembangan kognitif ini adalah jenis kecerdasan anak yang biasa diukur dengan IQ atau tingkat kepintaran anak. Ini memang benar, jenis kecerdasan anak ini bukanlah perkembangan kognitif anak tapi bagian dari tahapan perkembangan kognitif anak.
Nah, ini menjadi penting bagi orang tua untuk mengenali dan memahami bagaimana perkembangan kecerdasan dalam diri anak sejak dini. Kenapa ini menjadi penting? Karena dengan moms mengetahui seberapa jauh tingkat kecerdasan anak yang ia miliki dengan begitu moms bisa mengupayakan untuk melatih anak dan mengembangkan di area mana kecerdasan anak ini menonjol. Tapi moms perlu membedakan ya antara kecerdasan anak dan juga bakat? Karena terkadang ada juga yang menyamakan kecerdasan anak dengan bakat. Bakat ini memang sudah melekat pada diri anak sejak lahir, tetapi kecerdasan anak ini merupakan pengembangan dari bakat.
Kecerdasan anak ini sudah ditunjukan selama masa perkembangan dan pertumbuhan anak sejak anak masih bayi, namun akan terlihat menonjol pada tahapan perkembangan anak, yaitu memasuki usia TK. Nah, disaat inilah peran orang tua sangat dibutuhkan. Misalnya, saat anak masuk TK dia akan mulai berinteraksi dengan teman-teman dan gurunya, mulai belajar menyelesaikan permasalah yang dia alami saat di sekolah, termasuk juga pengembangan area kecerdasan yang menonjol dalam pembelajaran seperti logika, bermusik, atau lainnya. Moms perlu mengikuti perkembangannya. Sering ngobrol dengan guru sekolah merupakan salah satu upaya agar moms tahu bagaimana perkembangan kecerdasan si anak. Jika moms sudah tahu bagaimana tingkat kecerdasan anak dan diarea mana saja yang menonjol maka moms bisa mengambil langkah dan cara untuk mengembangkannya. Bisa dengan melakukan les dibidang keahlian anak dan menerapkan sikap-sikap tertentu untuk mendukung kecerdasan anak. Tapi moms, apa sih sebenarnya kecerdasan anak itu sendiri?
Jika moms mengenal istilah IQ, EQ, dan SQ maka ini adalah bagian dari kecerdasan. Kecerdasan ini akan melekat pada diri anak dari dia masih kecil sampai dewasa tetap akan berkembang. Nah, kecerdasan itu sendiri diartikan sebagai kemampuan anak dalam merespon dan cara dia beradaptasi dengan lingkungan, dan kemampuan anak untuk belajar dalam bidang akademik maupun non akademik seperti kemampuan anak untuk berfikir secara abstrak dan pengambilan keputusan dalam memecahkan masalahnya.
Moms, secara umum jenis kecerdasan anak ini terbagi dalam tiga pokok kecerdasan yaitu Intellegence Quotient (IQ) , kecerdasan ini mengarah pada kemampuan anak dalam belajar akademik. Nah, moms pasti tahu tentunya. Sering kali kita terima hasil belajar dari guru bagaimana anak merespon dan memahami setiap pelajaran yang diberikan. IQ ini bisa diukur dengan tes intelegensi dan merupakan salah satu faktor penentu prestasi belajar anak. Sedangkan EQ atau Emotional Quotient ini merupakan kemampuan anak dalam megenali perasaan diri sendiri, orang lain, dan pengelolaan emosi si anak. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari tokoh psikologi perkembangan anak, Goleman yang mengatakan EQ pada anak merupakan permulaan untuknya mengenal lingkungan sekitar dan dirinya sendiri. Moms bisa melihat perkembangan EQ anak misalnya saat diajak belanja, moms memperbolehkan beli 1 barang, tapi anak menginginkan 2 barang, nah disini anak akan menggunakan EQnya untuk memutuskan. Bagaimana dia merespon perintah dari orangtuanya dan mengendalikan emosinya karena belum bisa mendapatkan kedua barang yang dia inginkan. EQ ini juga bisa dilihat dari kejujuran anak saat bicara dengan moms tentang sesuatu. Yang ketiga adalah, SQ atau spiritual Qoutient. SQ ini menekankan pada anak bagaimana cara dia dalam memecahkan persoalan yang sedang anak hadapi. SQ ini bisa juga moms kaitan dengan kreativitas anak dalam menemukan hal baru dalam memecahkan sesuatu. Diantara ketiga jenis kecerdasan anak ini, SQ inilah yang memang sudah ada sejak anak masih bayi. Tapi menurut Zohar dan Marshall dalam bukunya Spiritual Intellegence – The Ultimate Intellegence mengatakan memang sampai saat ini belum ada alat khusus yang bisa melakukan pengukuran terhadap perkembangan SQ anak.
Ett, tunggu dulu moms. Bicara tentang kecerdasan anak ini memang tidak bisa kalau hanya dilihat atau dibaca saja tanpa kita mencermatinya sendiri pada diri anak kita. Jika secara umum kecerdasan anak ini terbagi kedalam tiga kecerdasan pokok itu tadi, lalu bagaimana kita bisa tahu perilaku A dan kemampuan anak B ini tergolong dalam kecerdasan mana? Lalu gimana kita bisa tahu, oh ternyata dalam hal menggambar atau bermusik anak sangat hebat jadi bisa dibilang si anak cerdas dalam bermusik? Menurut moms, itu termasuk dalam kecerdasan yang mana? Bingung kan?
Moms pernah mendengar tentang multiple intellegence? Ya, ini merupakan jenis kecerdasan anak yang merupakan turunan dari IQ. Ada banyak jenis kecerdasan anak yang masuk dalam multiple intellegence. Menurut psikolog Howard Gadner yang mencetuskan multiple intellegence ini menerangkan bahwa ada 7 kecerdasan anak, apa saja? Ini dia moms pembahasannya:
Logical – Mathematical
Kecerdasan pertama ini menyangkut kepekaan dan kemampuan anak mengamati pola-pola logis dan bilangan serta kemampuan dalam berfikir logis. Misalnya, kemampuan anak dalam berhitung dan menggunakan rumus matematika, bereksperimen, menganalisa masalah atau bermain puzzle dan teka teki.
Linguistic
Yang kedua adalah kepekaan dan kemampuan anak terhadap aktivitas bahasa meliputi pemaknaan kata-kata, pengucapan kosa kata, ritme dan keragaman fungsi bahasa. Anak dengan tipe kecerdasan ini bisa dilihat dia yang lebih suka ngomong, berdiskusi, menulis, dan berpidato.
Musical
Kecerdasan musical ini adalah kemampuan anak dalam merangkai atau menghasilkan nada dan bermusik. Ini jelas ya moms? Anak dengan jenis kecerdasan ini lebih suka dalam bermusik.
Spatial
Kecerdasan spatial ini dapat dilihat ketika anak lebih menyukai hal-hal yang berbau gambar seperti suka menggambar. Jadi kecerdasan spatial adalah kemampuan anak dalam mempersepsikan dunia visual. Dia lebih mudah mencerna apa yang dijelaskan dengan melihatnya sendiri.
Kinesthetic
Kecerdasan kinesthetic merupakan kecerdasan yang lebih mengutamakan kontrol gerakan tubuh seperti dalam bidang olahraga. Anak dengan kecerdasan ini lebih menyukai aktivitas yang berhubungan dengan fisik.
Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan anak dalam menjalin hubungan dengan lingkungan dan orang lain atau bisa disebut juga keahlian anak dalam beradaptasi dan bersosial.
Intrapersonal
Kebalikannya dengan interpersonal, kecerdasan intrapersonal ini merupakan kemampuan dalam mengenali dan memahami perasaan, kekuatan, kelemahan dan motivasi diri sendiri. Anak dengan tingkat intrapersonal yang baik maka dia bisa menempatkan kecerdasan interpersonalnya dengan baik pula.
Dari penjelasan ini, berarti anak kita tidak hanya mempunyai satu saja kecerdasan dong moms? Tentu saja, karena semua kecerdasan anak yang sudah dijelaskan diatas bisa berkembang dalam diri anak. Hanya saja, tingkat kecerdasan anak di tiap jenisnya itu akan berbeda satu dengan yang lain. Itulah kenapa moms perlu tahu dan paham benar dengan jenis kecerdasan yang dimiliki oleh anak. Jika bisa dikembangkan kenapa tidak? Nah, kecerdasan anak yang lebih menonjol ini lah yang kemudian bisa menjadi bakat anak. Tapi ingat moms, walaupun ada salah satu jenis kecerdasan anak yang menonjol tentunya sebagai moms harus membantu agar jenis kecerdasan lain ini bisa harmonis, agar anak bisa berkembang dengan baik antara pikiran, emosi dan sosialnya.
Sumber :
– Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008.
– Anggraini, Dyah Novita (2016, 13 Mei). Pentingnya Mengenali Bakat Anak Sejak Dini. Dikutip 27 Juni 2019 dari Klik Dokter : https://www.klikdokter.com/rubrik/read/2860115/pentingnya-mengenali-bakat-anak-sejak-dini