Doodle.co.id – Belakangan ini, marak penyebaran penyakit flu Singapura, Moms. Flu Singapura pada bayi dan balita sebenarnya dikenal sebagai Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut atau Hand, Foot, Mouth Disease (HFMD). Penyakit ini disebabkan oleh virus Coxsackie, yang dapat menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi, seperti air liur dan tetesan dari batuk atau bersin. Virus ini juga dapat menular secara tidak langsung melalui benda yang telah terkontaminasi, seperti mainan, peralatan makan, dan handuk. Sebenarnya, Flu Singapura apakah berbahaya?

Moms perlu mengetahui bahwa penyakit ini sangat mudah menular, terutama di lingkungan dengan banyak anak kecil, seperti tempat penitipan anak atau sekolah. Lalu, bagaimana mengenali gejala flu Singapura pada bayi, serta cara mencegah dan mengatasinya? Mari kita bahas lebih lanjut, Moms.
Gejala Flu Singapura
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), flu Singapura adalah infeksi virus yang umumnya ditandai dengan demam, sariawan, dan ruam di kulit. Penyakit ini sering kali menyebar dengan cepat di lingkungan anak-anak, tetapi sebagian besar penderitanya akan sembuh dalam waktu 7 hingga 10 hari tanpa komplikasi serius. Istilah “flu Singapura” sendiri berasal dari lonjakan kasus HFMD yang terjadi di Singapura pada tahun 2000, sehingga penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan tersebut. HFMD paling sering menyerang bayi dan anak di bawah usia lima tahun. Walaupun tergolong penyakit yang umum, komplikasi akibat HFMD jarang terjadi, namun tetap perlu diwaspadai.
Penyebaran
Penyakit ini dapat menyebar dengan beberapa cara, termasuk melalui tetesan kecil yang mengandung virus saat seseorang bersin, batuk, atau berbicara. Virus juga dapat bertahan di benda dan permukaan yang sering disentuh, seperti meja, gagang pintu, atau mainan, sehingga meningkatkan risiko penularan. Selain itu, cairan dari lepuhan yang muncul pada kulit juga dapat menjadi sumber infeksi bagi orang lain. Oleh karena itu, menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan kebiasaan higienis sangat penting untuk mencegah penyebaran HFMD.
Sebagian besar anak yang terinfeksi HFMD akan mengalami gejala ringan yang berlangsung selama 7 hingga 10 hari. Gejala yang sering muncul meliputi demam, sakit tenggorokan, sariawan yang menyebabkan nyeri saat makan dan minum, serta ruam atau lepuhan yang biasanya muncul di tangan, kaki, dan sekitar mulut. Jika Moms sedang hamil dan mengalami gejala mirip HFMD, segera konsultasikan dengan dokter, karena meskipun komplikasi akibat penyakit ini jarang terjadi, kondisi kehamilan bisa menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam penanganannya.
Cara Mencegah
Untuk mencegah penularan HFMD, Moms perlu menerapkan beberapa langkah pencegahan. Biasakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama setidaknya 20 detik, terutama setelah mengganti popok, menggunakan toilet, atau setelah bersin dan batuk. Ajarkan anak-anak untuk melakukan hal yang sama agar mereka lebih terlindungi. Selain itu, usahakan untuk tidak menyentuh area wajah, terutama mata, hidung, dan mulut, dengan tangan yang belum dicuci. Membersihkan serta mendisinfeksi permukaan benda yang sering disentuh, seperti mainan dan gagang pintu, juga sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko penyebaran virus.
Hingga saat ini, belum ada vaksin yang tersedia untuk melindungi tubuh dari virus penyebab HFMD. Oleh karena itu, cara terbaik untuk menghindari penyakit ini adalah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar. Jika Moms atau si kecil mengalami HFMD, hindari kontak langsung dengan orang lain, terutama anak-anak, untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Menjaga jarak dan tidak berbagi barang pribadi seperti handuk dan alat makan juga bisa membantu meminimalkan risiko penularan.
Flu Singapura Apakah Berbahaya?
Meskipun HFMD atau Flu Singapura ini biasanya tidak berbahaya, Moms tetap dapat melakukan langkah-langkah perawatan di rumah untuk meredakan gejalanya. Untuk mengurangi rasa sakit dan demam, berikan obat pereda nyeri yang direkomendasikan oleh dokter, seperti paracetamol. Namun, hindari memberikan aspirin kepada anak-anak karena dapat berisiko menimbulkan efek samping yang berbahaya. Pastikan si kecil tetap terhidrasi dengan cukup minum, terutama karena sariawan yang muncul bisa membuat mereka enggan untuk makan dan minum.
Anak yang terinfeksi HFMD sebaiknya tetap berada di rumah hingga kondisinya membaik. Biasanya, mereka boleh kembali ke sekolah atau tempat penitipan anak jika sudah tidak mengalami demam dan merasa cukup sehat untuk beraktivitas seperti biasa. Namun, jika mereka masih mengalami air liur yang berlebihan akibat sariawan, sebaiknya tetap beristirahat di rumah agar tidak menularkan virus kepada teman-temannya. Jika Moms masih ragu kapan waktu yang tepat untuk kembali ke sekolah, konsultasikan dengan dokter atau pihak sekolah.
Flu Singapura atau HFMD memang sering menyerang anak-anak, terutama bayi dan balita. Walaupun penyakit ini sangat menular, kebanyakan kasusnya ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu kurang dari dua minggu. Untuk mencegah penularan, Moms harus memastikan si kecil selalu menjaga kebersihan tangan dan menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit. Jika si kecil menunjukkan gejala HFMD, segera periksakan ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat dan menghindari komplikasi yang lebih serius.
Sebagai tambahan, Moms bisa memberikan perawatan ekstra untuk kulit si kecil dengan menggunakan produk yang aman dan diformulasikan khusus untuk kulit sensitifnya, seperti rangkaian Doodle Exclusive Baby Care. Produk-produk Doodle terbuat dari bahan alami tanpa pewarna dan pewangi buatan yang berisiko mengiritasi kulit bayi. Moms bisa menggunakan Minyak Telon Doodle, Doodle Baby Lotion, hingga Doodle Baby Gentle Wash untuk menjaga kelembutan dan kesehatan kulit si kecil. Dapatkan produk-produk Doodle di marketplace resmi kami atau klik link di bawah ini untuk informasi lebih lanjut!
Temukan Produk Doodle Exclusive Baby Care di Official marketplace kami