Doodle.co.id – Saat ini umat Muslim di seluruh dunia sedang menjalankan ibadah wajib Puasa Ramadhan. Bahkan ibu hamil diperbolehkan melaksanakan ibadah puasa. Selama kondisi ibu hamil dan janin tidak ada masalah. Lantas apa yang terjadi pada janin jika ibu hamil puasa? Simak artikel Doodle berikut yang dirangkum khusus untuk Moms.
Daftar Isi
Bagaimana Keadaan Janin saat Ibu Hamil Puasa?
Moms mungkin masih bertanya-tanya tentang apa yang harus dilakukan oleh ibu hamil trimester kedua ketika Bulan Ramadan. Apakah mereka tetap harus ikut puasa atau lebih baik tidak berpuasa namun menggantinya dengan membayar puasa tersebut di lain hari dan atau membayar fidyah sesuai ketentuan. Moms saat hamil atau ketika mengandung bayi mungkin sedikit khawatir jika berpuasa takut tidak memberikan nutrisi yang cukup untuk bayi dalam kandungan. Namun langkah apa yang baiknya diambil ibu hamil saat bulan Ramadhan? Berpuasa atau baiknya membayar fidyah/menggantinya di lain hari?
Dikutip dari situs Baby Centre UK, menurut penelitian, puasa tidak mempengaruhi berat dan panjang badan, juga waktu lahir bayi. Penelitian lain menunjukkan sedikit atau tidak ada efek pada bayi baru lahir yang ibunya berpuasa saat masa kehamilan.
Sejauh ini, hasil penelitian terkait puasa selama kehamilan yang dilaporkan:
- Puasa tidak membuat bayi lebih mungkin lahir prematur
- Bayi tidak berarti mempunyai berat badan lahir rendah (BBLR) saat Moms berpuasa ketika hamil
- Puasa selama trimester ke-2 kehamilan bisa mengurangi risiko terkena diabetes gestasional dan mencegah penambahan berat badan berlebih.
Kemungkinan Resiko Ibu Hamil Berpuasa
Hasil penelitian pun juga menguak bahwa beberapa wanita hamil mungkin mengalami dehidrasi atau kekurangan energi lantaran selama puasa tidak diperbolehkan untuk makan dan minum mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Juga dehidrasi ini pun yang mesti diwaspadai para ibu hamil ketika berpuasa. Untuk diketahui, pembatasan energi selama kehamilan diketahui meningkatkan risiko kelahiran prematur.
Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam The Journal of Nutrition mengungkapkan sebuah informasi baru yang memaparkan bahwa puasa selama trimester kedua kehamilan mungkin bisa sangat beresiko untuk ibu hamil. Tim peneliti yang dipimpin oleh Nathalie Auger dan rekannya, Pusat Penelitian Rumah Sakit Universitas Montreal, mengevaluasi hubungan antara puasa Ramadan selama kehamilan dan risiko kelahiran prematur pada wanita Arab.
Kelahiran prematur dikategorikan menurut tingkat keparahannya. Kategori prematur tersebut yaitu :
- Prematur ekstrim (22-27 minggu)
- Sangat prematur (28-31 minggu)
- Prematur terlambat (32-36 minggu)
Dengan menganalisis akta kelahiran dari lebih dari 3.000.000 kelahiran di Quebec, Kanada, para peneliti mengidentifikasi tanggal awal dan akhir Ramadhan untuk menentukan apakah hal tersebut terjadi pada trimester kehamilan mana pun.
Dalam penelitian terhadap wanita berbahasa Arab tersebut puasa Ramadhan selama trimester kedua kehamilan dihubung-hubungkan dengan risiko kelahiran prematur sebesar 35 persen lebih besar dibandingkan tanpa puasa. Risiko ini pun bahkan lebih besar terjadi pada puasa Ramadhan pada minggu ke 22 dan 27, yang merupakan paruh kedua trimester kedua.
Puasa Saat Hamil Trimester 2
Mengutip American Society for Nutrition, walaupun para peneliti tidak bisa memastikan bahwa semua wanita berbahasa Arab berpuasa dalam penelitian ini, temuan ini memberikan bukti kuat bahwa puasa selama Ramadhan pada trimester kedua kehamilan dihubung-hubungkan dengan kelahiran prematur. Akan tetapi tidak terkait dengan kelahiran prematur yang ekstrim atau terlambat.
Apalagi puasa Ramadhan di trimester pertama tidak ada dampaknya. Hal ini tidak mengherankan mengingat pada trimester kedua kehamilan, kebutuhan energi meningkat sebesar 340 kkal/hari. Sementara kebutuhan energi pada trimester pertama tidak berbeda dengan wanita tidak hamil. Walaupun berpuasa kapan pun selama kehamilan tidak disarankan, berpuasa pada masa kritis antara minggu ke-22 dan ke-27 kehamilan mungkin sangat berisiko. Ibu hamil sebaiknya tidak berpuasa pada trimester kedua untuk mengurangi risiko kelahiran prematur.
Perawatan Bayi
Bagi orangtua, persiapan menyambut kelahiran Si Kecil menjadi momen yang selalu dinanti, bahkan ketika menjalani puasa di bulan Ramadan sekalipun. Menyediakan perlengkapan perawatan bayi, termasuk minyak telon, menjadi hal yang penting. Doodle Exclusive Telon Oil hadir dengan formula unggulan yang terdiri dari bahan-bahan alami 100%, aman untuk digunakan pada bayi baru lahir atau kulit yang sensitif. Komposisi alami seperti oleum anisi, oleum cajuputi, oleum cocos, dan oleum sweet green tea di dalamnya memberikan manfaat yang beragam untuk kesehatan Si Kecil.
Selain memberikan kehangatan, Minyak Telon Doodle juga berfungsi sebagai perlindungan dari gigitan nyamuk dan serangga lain yang berpotensi membahayakan bayi. Tidak hanya itu, Minyak Telon Doodle juga tidak menyebabkan iritasi pada mata Si Kecil, Moms. Aroma lembut dan menyegarkan dari sweet green tea essential oil yang terkandung di dalamnya menjadikan Minyak Telon Doodle berbeda dari produk minyak telon lainnya.
Demikianlah informasi mengenai puasa saat hamil trimester 2. Doodle berharap informasi ini bermanfaat bagi Moms yang sedang hamil dan menjalani puasa. Jika Moms dan Paps tertarik untuk mencoba produk perawatan bayi seperti Minyak Telon Doodle atau produk lain dari Doodle, Moms dan Paps dapat mengunjungi tautan yang telah disediakan oleh Doodle di bawah ini.
Temukan Produk Doodle Exclusive Baby Care di Official marketplace kami