Doodle.co.id – Apakah si kecil tampak pucat dan lemas hingga membuat Moms khawatir? Bisa jadi itu gejala anemia, Moms! Memang, anemia pada bayi seringkali susah untuk diketahui, namun bisa berdampak serius apabila tidak segera ditangani. Lantas, apa saja gejala anemia pada bayi dan bagaimana cara mencegah serta mengatasinya? Simak pembahasan berikut ini tentang apa saja langkah yang harus Moms lakukan dalam menjaga kesehatan si kecil tetap optimal dan mencegah dari risiko anemia.
Daftar Isi
Gejala Anemia pada Bayi
Melansir Baby Center, anemia pada bayi terjadi lantaran sel darah merah tidak membawa cukup oksigen ke jaringan tubuh. Penyebabnya bisa bervariasi, Moms, namun yang paling utama adalah kekurangan zat besi. Pada bayi, beberapa gejala anemia adalah kulit yang pucat dan kelelahan. Ini menjadi tanda umum yang kerap terjadi, tanda lainnya termasuk mudah marah, detak jantung yang cepat, nafsu makan hilang, kuku rapuh dan lidah yang bengkak hingga terasa sakit. Terkadang, bayi yang mengalami anemia juga tidak menunjukkan gejala apapun.
Hubungan Zat Besi dan Anemia
Tahukah Moms bahwa zat besi sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk memproduksi hemoglobi, atau pigmen merah dalam darah yang mengangkut oksigen. Apabila si kecil tidak mendapatkan cukup zat besi, maka jumlah sel darah merah akan berkurang dan ukurannya akan menjadi lebih kecil, sehingga tubuh yang seharusnya menerima oksigen dengan cukup menjadi berkurang. Pada masa pertumbuhan, bayi akan sangat rentan terhadap kondisi satu ini karena meningkatnya kebutuhan zat besi. Kurangnya zat besi pada tubuh bisa diakibatkan oleh beberapa hal termasuk asupan zat besi yang tidak mencukupi kebutuhan tubuh, adanya pendarahan terus menerus hingga buruknya penyerapan zat besi.
Risiko Anemia pada Bayi
Kondisi ini bisa mengakibatkan masalah serius baik pada fisik maupun mental bayi yang permanen apabila tidak segera ditangani. Kurangnya zat besi pada tubuh si kecil juga berisiko mengakibatkan bayi keracunan timbal hingga infeksi yang terjadi pada 9-24 bulan terlebih jika bayi lahir prematur dan berat lahir yang rendah. Tidak hanya itu, risiko anemia pada bayi bisa terjadi pada mereka yang minum susu sapi sebelum memasuki usia satu tahun, bayi yang hanya minum ASI tanpa makanan yang difortifikasi zat besi setelah 4 bulan, hingga pemberian susu formula yang juga tidak difortifikasi zat besi.
Mencegah Anemia
Beberapa langkah yang bisa Moms lakukan agar si kecil tidak mengalami anemia termasuk memberikan suplemen zat besi pada bayi prematur dan bayi dengan berat lahir rendah sesuai petunjuk dokter. Kemudian, memberi ASI atau susu formula dengan fortifikasi zat besi sampai usia 1 tahun, mengenalkan MPASI kaya akan zat besi seperti sereal terfortifikasi, daging tanpa lemak, buah kaya vitamin C dan sayuran hijau. Hal ini membantu penyerapan zat besi.
Penanganan
Apabila si kecil didiagnosis mengalami anemia, biasanya dokter akan memberikan penanganan dengan meningkatkan asupan zat besi melalui suplemen maupun makanan. Biasanya, suplemen ini berbentuk tetes dan agar penyerapan lebih optimal disarankan untuk mengonsumsi saat perut bayi kosong. Namun, suplemen zat besi terkadang menyebabkan perut bayi terasa tidak nyaman sehingga dokter akan menyarankan pemberian suplemen bersama makanan, susu formula atau ASI. Butuh beberapa bulan untuk membuat kadar ddarah kembali normal, sehingga Moms tak perlu khawatir. Moms tetap harus berkonsultasi dengan dokter saat akan memberikan suplemen untuk bayi karena suplemen zat besi ini bisa berbahaya jika tidak dengan resep dokter. Selain itu, zat besi juga bisa menjadi penyebab utama keracunan pada anak-anak, maka dari itu Moms perlu menyimpan suplemen zat besi dengan baik.
Dengan memahami segala hal mengenai anemia pada bayi, kini Moms bisa lebih waspada dan bisa melakukan banyak langkah untuk mencegah anemia pada si kecil. Jangan lupa untuk selalun menggunakan Doodle Exclusive Baby Care sebagai perawatan bayi.
Temukan Produk Doodle Exclusive Baby Care di Official marketplace kami