Hamil dengan Rahim Miring, Berbahayakah? Temukan Jawabannya Disini!

Doodle.co.id – Rahim miring memang bisa saja terjadi pada beberapa wanita yang sedang hamil. Sebenarnya, apa itu rahim miring? Pernahkah Moms mendengar istilah ini? Perlu diketahui bahwa uterus retroverted atau sering disebut dengan uterus miring atau rahim miring, adalah kondisi dimana posisi rahim condong ke arah belakang menuju tulang belakang, berbeda dengan posisi uterus pada umumnya yang menghadap ke arah depan. Sekitar 25% populasi yang memiliki uterus mengalami kondisi ini. Mari kita bahas lebih dalam mengenai kondisi ini, Moms.

rahim miring
Ilustrasi rahim miring saat hamil / Freepik

Apakah Rahim Miring itu Normal?

Uterus retroverted sendiri dianggap sebagai kondisi yang normal dan tidak berbahaya, Moms. Biasanya, kondisi ini terdeteksi secara kebetulan selama pemeriksaan prenatal atau pemeriksaan panggul rutin. Beberapa orang bertanya-tanya apakah uterus miring ini dapat mempengaruhi kesuburan atau kemampuan untuk hamil? Namun, dalam kebanyakan kasus, uterus retroverted tidak menyebabkan masalah serius pada kesuburan atau kehamilan. Uterus yang miring tetap dapat menjalankan fungsi reproduksinya dengan baik, dan banyak orang yang mengalaminya dapat hamil dan melahirkan tanpa ada masalah.

Penyebab Uterus Miring

Dilansir The Bump, ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan uterus miring. Kondisi ini bisa bersifat bawaan sejak lahir atau bisa juga berkembang karena faktor lain seperti adhesi setelah operasi, fibroid, endometriosis, atau infeksi panggul. Adhesi atau jaringan parut pasca-operasi dapat menyebabkan uterus menempel pada organ lain dan mengubah posisinya. Fibroid, yang merupakan pertumbuhan non-kanker pada dinding rahim, juga dapat mengubah bentuk dan posisi uterus, Moms. Pada kasus endometriosis, jaringan ekstra yang tumbuh di luar rahim dapat menyebabkan uterus menempel pada organ di sekitarnya. Selain itu, infeksi panggul yang parah juga dapat menyebabkan perubahan posisi uterus akibat proses penyembuhan yang melibatkan pembentukan jaringan parut.

Gejala

Sebagian besar orang yang memiliki uterus retroverted tidak merasakan gejala apa pun, Moms. Namun, pada beberapa kasus, uterus yang sangat miring ke belakang dapat memberikan tekanan pada rektum dan menyebabkan ketidaknyamanan. Gejala-gejala yang mungkin dialami termasuk nyeri pada area rektal, tekanan di rektum, nyeri punggung, rasa sakit saat berhubungan seksual (dispareunia), dan nyeri menstruasi yang lebih intens daripada biasanya.

Untuk mendiagnosis uterus retroverted, dokter biasanya melakukan pemeriksaan panggul rutin atau USG, terutama selama pemeriksaan prenatal. Saat pemeriksaan, posisi leher rahim yang lebih condong ke depan dapat menjadi indikasi bahwa uterus berada dalam posisi miring ke belakang. Namun, saat kehamilan berlangsung, uterus biasanya akan mengubah posisinya secara alami seiring dengan pertumbuhan janin. Hal ini berarti, bagi kebanyakan orang, uterus yang awalnya miring tidak akan menimbulkan masalah selama kehamilan atau saat melahirkan.

Apakah Kondisi ini Berbahaya?

Dalam situasi yang sangat jarang, uterus yang sangat miring bisa mengalami kondisi yang disebut uterus terinkarserasi, dimana uterus terperangkap di bawah sakrum, tulang besar di bagian bawah tulang belakang. Kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan buang air kecil dan rasa nyeri akibat tekanan pada organ di sekitarnya. Apabila terjadi, dokter dapat memberikan intervensi, seperti mendorong uterus keluar dari posisi tersebut. Tindakan ini kadang dilakukan dengan anestesi untuk mengurangi rasa sakit selama prosedur.

Setelah melahirkan, uterus yang miring biasanya tidak memerlukan penanganan khusus kecuali menyebabkan masalah kesehatan, terutama jika disebabkan oleh kondisi lain seperti fibroid atau jaringan parut yang terbentuk pasca-operasi. Apabila kondisi ini menyebabkan masalah setelah kehamilan, misalnya rasa sakit atau ketidaknyamanan, terapi untuk memperkuat lantai panggul dapat menjadi solusi. Terapi ini bertujuan untuk memperbaiki fungsi otot-otot panggul dan membantu mengurangi gejala yang mungkin timbul.

Secara keseluruhan, uterus retroverted tidak memiliki dampak besar terhadap kehamilan, persalinan, atau kehidupan sehari-hari bagi sebagian besar orang yang mengalaminya. Namun, apabila seseorang merasakan gejala yang tidak nyaman, seperti rasa sakit atau tekanan, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Penanganan dini dapat membantu mencegah perkembangan masalah lebih lanjut dan memastikan bahwa kondisi uterus tidak mengganggu kualitas hidup atau kesehatan reproduksi. Jangan lupa untuk selalu menggunakan Doodle Exclusive Baby Care untuk perawatan bayi. Dengan bahan-bahan alami, Doodle menghadirkan produk perawatan yang aman untuk si kecil. Yuk, coba Doodle sekarang!

 

 

Temukan Produk Doodle Exclusive Baby Care di Official marketplace kami

@ 2021 Doodle | Terdaftar pada Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual Republik Indonesia
© 2021 Doodle | Terdaftar pada Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual Republik Indonesia.
                                                           Privacy Policy     Syarat dan Ketentuan  Cookie