Doodle.co.id – Dermatitis kontak tekstil, atau dermatitis pakaian, adalah reaksi alergi yang disebabkan oleh kontak dengan pakaian dan bahan lain yang bersentuhan dengan kulit. Sumber masalah kulit ini bisa berasal dari kain itu sendiri (reaksi terhadap serat tekstil) atau lebih umum, alergi kontak terhadap bahan kimia tambahan yang digunakan dalam pemrosesan kain, seperti pewarna tekstil dan bahan finishing. Lantas, apa saja penyebab dermatitis kontak tekstil? Bagaimana cara menghindarkan bayi dari reaksi alergi ini? Apa saja gejala? Mari kita bahas lebih dalam, Moms.
Daftar Isi
Penyebab Dermatitis Kontak Tekstil
Serat tekstil dapat bersifat alami, sintetis, atau kombinasi keduanya. Serat alami termasuk sutra, wol, katun, dan linen, sementara serat sintetis atau buatan meliputi rayon, nilon, poliester, karet, fiberglass, dan spandeks. Meskipun semua serat dapat menyebabkan dermatitis kontak iritan dan alergi, jarang sekali serat tersebut menyebabkan dermatitis kontak alergi. Dikutip DermNet, reaksi alergi kulit terhadap pakaian paling sering disebabkan oleh resin finishing formaldehida, pewarna, lem, bahan kimia tambahan, dan bahan penyamakan yang digunakan dalam pemrosesan kain atau pakaian. Kasus dermatitis kontak alergi telah dilaporkan terkait bahan tambahan kain seperti berikut:
- Resin formaldehida: Digunakan untuk membuat kain tahan kusut.
- Para-phenylenediamine (PPD): Digunakan dalam pewarna tekstil dan bulu.
- Pewarna dispersi berbahan dasar azo dan antrakuinon: Terikat longgar pada struktur kain dan mudah menempel pada kulit, meskipun jarang digunakan dalam tekstil saat ini.
- Penghambat api: Seperti tris(2,3-dibromopropil) fosfat dan 2,3-dibromocresylglycidyl ether.
- Alergen kontak lain yang mungkin menempel pada bahan pakaian dan menyebabkan dermatitis kontak termasuk akselerator krom, kobalt, lateks, dan karet.
- Pengencang logam dan elastis pada pakaian juga dapat menyebabkan dermatitis kontak jika bersentuhan dengan kulit, seperti pengikat kancing logam pada jeans biru yang sering menyebabkan dermatitis nikel.
Gejala Dermatitis Kontak Tekstil
Perlu diketahui, dermatitis kontak tekstil biasanya ditandai dengan reaksi tertunda seperti kemerahan, mengelupas, dan gatal-gatal. Gejala ini dapat muncul dalam beberapa jam setelah kontak dengan bahan tersebut, atau terkadang beberapa hari kemudian. Area tubuh yang paling sering terkena adalah lekukan lengan, punggung lutut, ketiak, area selangkangan, dan bokong, di mana pakaian sering bersentuhan dengan kulit. Dermatitis dapat memburuk, Moms, jika kain terus-menerus digosok ke kulit dan berkeringat di lingkungan yang panas atau lembab. Gesekan dari pakaian kadang bisa menyebabkan kondisi yang disebut intertrigo. Dalam beberapa situasi, ruam dapat terinfeksi jamur atau bakteri.
Siapa yang Terkena Dermatitis Kontak Tekstil?
Dermatitis pakaian lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria, kemungkinan besar karena wanita mengenakan pakaian yang lebih pas dan berwarna. Namun, siapa pun bisa terkena alergi satu ini, Moms. Terutama mereka dengan dermatitis atopik atau kulit sensitif. Kelompok berisiko lain termasuk orang yang mengalami obesitas atau berat badan berlebih dan mereka yang bekerja di lingkungan panas atau lembab seperti toko roti, dapur restoran, pabrik pengecoran logam, dan binatu. Dermatitis pakaian merupakan masalah signifikan bagi pekerja di industri tekstil. Tidak hanya itu, bayi juga beresiko terkena dermatitis kontak tekstil karena pakaian yang dikenakannya.
Diagnosis dan Pengobatan Dermatitis Kontak Tekstil
Diagnosis dilakukan dengan tes alergi khusus, yaitu tes tempel, yang melibatkan pengujian terhadap sejumlah bahan kimia karena banyaknya potensi alergen pada kain. Menentukan penyebab pasti seringkali sulit karena tekstil saat ini diproduksi menggunakan campuran pewarna, resin, dan bahan lainnya, dan pakaian tidak diberi label berisi daftar bahan kimia yang mungkin terkandung di dalamnya. Adapun, pengobatan dermatitis kontak tekstil melibatkan penghentian kontak dengan kain atau pakaian yang mengganggu. Krim dan salep yang dijual bebas dengan kandungan steroid topikal ringan, seperti hidrokortison 0,5-2,5%, dapat digunakan untuk mengendalikan rasa gatal, bengkak, dan kemerahan. Dalam kasus yang lebih parah, krim steroid yang diresepkan mungkin diperlukan, serta antibiotik oral jika kulit terinfeksi.
Pencegahan Dermatitis Kontak Tekstil
Untuk mencegah dermatitis kontak tekstil, Moms dapat mengambil langkah-langkah berikut:
- Kenakan pakaian yang terbuat dari bahan alami seperti katun dan linen.
- Pilih pakaian berwarna terang karena mengandung lebih sedikit pewarna.
- Gunakan pakaian longgar di lingkungan yang panas atau lembab.
- Hindari pakaian yang berlabel “non-besi” dan “anti-kotoran” karena kemungkinan besar telah diolah dengan bahan kimia.
- Hindari pakaian bertanda “cuci terpisah” yang berarti pewarna mudah luntur dari kain.
- Gunakan deterjen yang aman untuk bayi dan anak-anak.
Doodle Baby Laundry Detergent
Jika orang dewasa bisa terkena dermatitis kontak tekstil, kulit bayi dan anak-anak yang lebih sensitif dan rentan mengalami iritasi perlu mendapatkan perhatian ekstra. Memilih deterjen khusus untuk bayi adalah pilihan bijak bagi orang tua. Doodle Baby Laundry Detergent dirancang khusus untuk bayi dengan kulit sensitif, terbuat dari bahan alami, dan memiliki sifat anti bakteri dan anti jamur. Deterjen ini juga memiliki agen anti-redeposition yang mencegah kotoran kembali menempel pada pakaian setelah dicuci. Dengan formula bebas parfum atau dengan parfum dalam kadar yang sangat rendah, deterjen ini tidak akan menyebabkan iritasi pada kulit bayi. Cara penggunaannya mudah, baik untuk mencuci dengan mesin cuci atau dengan tangan.
Dengan produk-produk aman dan efektif, Doodle memberikan solusi lengkap untuk perawatan bayi dan pakaian si kecil, memastikan kulit bayi tetap sehat dan terlindungi termasuk pencegahan dari dermatitis kontak tekstil. Klik link di bawah ini untuk mendapatkan produk-produk Doodle, Moms.
Temukan Produk Doodle Exclusive Baby Care di Official marketplace kami