Doodle.co.id – Banyak dari para ibu hamil mungkin bertanya-tanya terkait apa itu plasenta akreta? Moms, kondisi kehamilan yang serius ini terjadi saat plasenta menempel terlalu dalam pada dinding rahim. Umumnya, plasenta akan menempel pada endometrium atau lapisan dalam rahim selama masa kehamilan. Akan tetapi, dalam beberapa kasus plasenta justru bisa masuk lebih jauh ke dalam dinding rahim. Meski ini jarang terjadi, namun kondisi serius tersebut bisa mengancam jiwa.
Daftar Isi
Jenis Plasenta Akreta
Menurut ketua Jersey City Medical, Lance R. Bruck, MD, OB-GYN, terdapat tiga jenis plasenta akreta yaitu accreta, increta, dan percreta. Namun kompleksitas penanganan spektrum plasenta akreta meningkat seiring dengan invasi yang lebih dalam.
Accreta
Merupakan jenis invasi dangkal ke dalam miometrium atau lapisan otot di bawah endometrium. Kondisi ini adalah yang paling umum, meski begitu penyakit ini mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, membuat persalinan secara sesar pun meningkat.
Increta
Increta adalah suatu kondisi yang menunjukkan invasi lebih dalam ke miometrium.
Percreta
Melibatkan invasi melalui otot-otot rahim, dan berpotensi untuk meluas ke orang panggul yang ada di dekatnya termasuk kandung kemih. Kondisi ini adalah yang paling serius di antara 2 jenis lainnya.
Faktor Risiko Plasenta Akreta
Kondisi ini tidak bisa dicegah namun risiko terbesar dari kondisi ini adalah riwayat operasi sesar. Menurut OB-GYN di San Diego, California, Kelly Cullwell, area bekas luka operasi sesa yang lebih tipis daripada dinding rahim, jika plasenta menempel di area bekas luka itu maka bisa meningkatkan risiko plasenta tumbuh ke dalam dinding rahim. Faktor resiko lainnya sebagai berikut.
- Pernah operasi rahim sebelumnya
- Usia di atas 35 tahun
- Endometritis pascapersalinan sebelumnya
- Perawatan kesuburan
- Plasenta previa atau ketika plasenta menutupi bukaan leher rahim
Moms yang mengalami plasenta accreta mungkin tidak memiliki gejala hingga persalinan plasenta tak bisa terlepas secara normal dari rahim. Oleh karena itu, Moms disarankan untuk mendeteksi adanya akreta sejak dini melalui USG.
“Kondisi ini mengakibatkan terjadinya pendarahan parah, bahkan kematian setelah melahirkan.” kata Dr. Culwell.
Komplikasi Plasenta Akreta
Plasenta akreta dapat mengancam jiwa, dan ibu yang mengalami kondisi ini bisa mendapati beberapa komplikasi seperti berikut.
- Persalinan prematur
- Pendarahan sebelum, selama bahkan pasca melahirkan, termasuk apabila mengalami plasenta previa
- Histerektomi, atau operasi pengangkatan rahim bila diperlukan guna mengurangi resiko kehilangan banyak darah
Diagnosis Plasenta Akreta
Dokter biasanya akan menyarankan penggunaan Ultrasonografi atau USG pada ibu hamil. USG ini tidak hanya untuk mendeteksi janin dalam kandungan, namun bisa juga untuk mendeteksi plasenta akreta. Jika sebelumnya pernah melakukan operasi rahim, penting untuk Moms memberitahukannya kepada dokter kandungan akan hal itu untuk mendapatkan perawatan dan persalinan khusus.
Pengobatan
Apabila terdiagnosa plasenta akreta sebelum melahirkan, Moms biasanya akan diawasi dokter secara ketat selama masa kehamilan. Umumnya, akan dilakukan operasi sesar yang dijadwalkan dokter pada 34-36 minggu, terkecuali jika ada komplikasi lebih awal.
Meski dokter tetap berusaha menyelamatkan kehamilan, namun histerektomi mungkin diperlukan bersamaan operasi sesar. Bahkan, jika plasenta telah tumbuh ke dalam kandung kemih atau struktur luar rahim lainnya, mungkin dokter akan menyarankan prosedur lain seperti kisektomi parsial atau pengangkatan kandung kemih.
Pengobatan dengan pendekatan berbeda juga dilakukan termasuk pengangkatan plasenta atau jaringan uteroplasenta tanpa mengeluarkan rahim. Pada intinya, plasenta akreta termasuk kondisi kehamilan yang bisa mengancam nyawa. Meski dapat dicegah, namun pengobatan kondisi ini perlu mempertimbangkan risiko yang ada serta manfaat dan keefektifan didalamnya.
Sumber
parents.com/placenta-accreta-causes-complications-and-treatment-7969518
Temukan Produk Doodle Exclusive Baby Care di Official marketplace kami