Doodle.co.id – Tahukah Moms, jika cara membedong bayi yang benar dilakukan dengan tepat maka akan meningkatkan kehangatan, kenyamanan dan kualitas tidur bayi yang lebih nyenyak. Namun, sebelum membedong bayi, Moms harus memperhatikan bahwa tak semua bayi suka dibedong dengan erat. Bahkan, beberapa bayi merasa pengap dan menganggapnya terlalu panas dan mengekang. Membedong bayi seperti halnya membuat ia tetap nyaman di lingkungan layaknya rahim yang menenangkan.
Menurut para ahli, membedong bisa membatasi perkembangan motorik bayi, sehingga tidak disarankan untuk membedong seluruh tubuhnya usai 60 hari pertama kali bayi dilahirkan. Saat memasuki usia tersebut, Moms bisa gunakan alternatif bedong yang tidak membatasi pergerakan lengannya. Jika Moms masih bingung bagaimana cara membedong bayi, berikut cara membedong bayi yang benar agar Si Kecil nyaman.
Daftar Isi
Cara Membedong Bayi yang Benar
Posisikan Selimut
Pertama, bentangkan kain bedong atau selimut di tempat tidur atau lantai, Moms juga bisa gunakan sofa. Lipat salah satu sudutnya kurang lebih sepanjang tangan Moms. Baringkan bayi di atas selimut hingga kepala dan lehernya berada di lipatan atas. Sebelum membedong, kenakan pakaian tipis pada bayi atau bisa juga dalam posisi telanjang.
Selipkan Sisi Kiri
Selanjutnya, tarik sisi selimut melewati tubuh bayi, buatlah agar lengan kanannya sedikit tertekut di bawahnya. Sisipkan selimut di bawah sisi kiri bayi, namun beri sedikit ruang gerak di area pinggul. Membedongnya terlalu ketat bisa mengakibatkan diplasia pinggul.
Lipat Bagian Bawah
Langkah selanjutnya, lipatlah bagian bawah selimut ke arah kepala bayi hingga menutupi tungkai dan kaki, tumpang tindihkan lipatan sisi kiri. Selipkan sisa selimut di bawah tepi kanan atas, pastikan hidung dan mulut bayi tidak tertutup.
Bungkus Sisi Kanan
Kemudian, bungkus di sekeliling bayi dengan menarik sisi kanan selimut melewati tubuh Si Kecil. Moms harus melewati lengan kiri, perut dan punggung. Selipkan ujung yang longgar ke lipatan atas dekat dagu.
Biarkan Bayi Tidur
Terakhir, pastikan bayi tidak dibedong terlalu erat, buatlah ia nyaman bukannya merasa terjepit. Setelah tertidur, baringkan secara telentang.
Amankah Membedong Bayi?
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), membedong bayi bisa membuatnya tidur nyenyak, namun ini juga bisa meningkatkan resiko berbahaya seperti penurunan gairah bayi dan meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). AAP menyarankan beberapa tips berikut yang aman saat membedong bayi.
- Selalu tidurkan bayi dalam posisi telentang.
- Jangan tempatkan bantal, mainan, selimut atau apapun di dalam tempat tidur bayi.
- Pastikan selimut tidak terbuka karena bisa menutupi wajah dan membuat bayi tercekik.
- Meski menghangatkan, namun jangan biarkan bayi kepanasan saat dibedong. Tanda-tandanya yaitu bayi berkeringat, pipi merah, rambut lembab, ruam panas dan pernapasan cepat.
- Jangan membungkus bedong terlalu erat, Moms bisa memasukkan dua sampai tiga jari untuk ruang di antara bayi dan kain bedong atau selimut.
Kapan Waktunya Berhenti Membedong Bayi?
Menurut rekomendasi AAP, Moms bisa berhenti untuk membedong Si Kecil saat ia memasuki usia 3-4 bulan, biasanya bayi akan menunjukkan tanda-tanda mencoba berguling. Membedong di usia tersebut justru bisa membatasi pergerakannya hingga menghambat perkembangan motorik bayi. Usai melewati tahap bedong, Moms bisa mempertimbangkan untuk menjaga buah hati dengan memberinya karung tidur, ini supaya bayi tetap hangat dan merasa nyaman. Nah, sekarang Moms telah mengetahui cara yang tepat untuk membedong, dengan mengetahui cara yang benar tentu dapat membuat bayi lebih nyaman, meningkatkan kualitas tidur yang lelap, dan menghindari risiko yang ada.
Sumber
parents.com/baby/care/newborn/how-to-swaddle-baby/
Temukan Produk Doodle Exclusive Baby Care di Official marketplace kami